Iman Kepada Allah
1. Pengertian Iman kepada Allah
Iman menurut bahasa artinya percaya atau membenarkan. Menurut Istilah dalam
ilmu tauhid, iman artinya membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan,
dan mengamalkan dengan perbuatan.
اَلاِيْمَانُ مَعْرِفَةٌ
بِالْقَلْبِ وَقَوْلٌ بِالِلّساَنِ وَعَمَلٌ بِاْلاَرْكَانِ
Artinya: Iman dalah percaya dalam hati, mengucapkan dengan lisan
dan mengerjakan dengan anggota badan (HR. Thobroni)
Iman kepada Allah SWT yaitu keyakinan yang sesungguhnya bahwa Allah adalah
wahid (satu), tidak beranak dan tidak beristri. Dalam pengertian lain Iman
kepada Allah adalah meyakini dengan akal akan wujud dan kebenaran-Nya sebagai
pencipta, pemelihara dan Tuhan seluruh makhluk Ciptaan-Nya. Dengan demikian,
pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu
benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian
pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan
secara nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai orang yang beriman apabila memenuhi
ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang
keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan
amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang
sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang
utuh dan tidak dapat dipisahkan. Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang
sangat mendasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya,
sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya
(Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta
kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka
sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa :
136)
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah,
maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan
kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya
adalah untuk kebaikan manusia
2. Ciri – ciri Orang yang Beriman kepada Allah
a. Apabila disebut nama Allah akan bergetar hatinya.
b. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah kepada mereka
bertambahlah iman mereka.
c. Mereka yang benar-benar mendirikan sholat dan
menafkahkan sebagian hartanya di jalan Allah.
d. Hanya kepada Allahlah mereka bertawakal atau berserah
diri.
3. Hikmah Beriman Kepada Allah SWT
Kalian percaya kepada sifat-sifat Allah ialah dengan tunduk dan patuh
kepada seluruh perintahNya dan menjauhi laranganNya. Adapun hikmah dari
mempercayai sifat-sifat Allah diantaranya :
a. Dapat menyelamatkan seseorang dari segala sesuatu yang
menimpa dirinya karena orang beriman akan ditolong oleh Allah (Q.S al-Mukmin
ayat 31)
b. Hati menjadi tenang dan tidak gelisah (Q.S ar-Ra’du
ayat 28)
c. Mendatangkan keuntungan. Tanpa dibekali iman,
seseorang akan berada dalam kerugian (Q.S al-Asr ayat 1-3).
B. Sifat Allah SWT dan Ciri Orang yang Beriman kepada
Sifat Allah
1. Sifat – Sifat Allah
Sifat adalah kualitas yang melekat pada dzat. Sifat tidak memiliki arti
tanpa adanya dzat. Sifat Allah yang terkandung dalam asma-Nya sebagaimana
tercantum dalam Al-Quran, secara keseluruhan menggambarkan kesempurnaan mutlak
bagi Allah dan tidak ada satu pun yang menyamai-Nya. karena itu, selain Allah,
tidak ada yang boleh di lekati sifat-sifat ke-Tuhanan. Adapun sifat Allah
diklasifikasikan menjadi tiga, yakni sifat Wajib, sifat Mustahil, dan sifat
Jaiz bagi Allah.
a. Sifat Wajib Allah swt.
Adalah
sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah swt. Yang sesuai dengan keagunganya
sebagai pencipta alam seisinya. Dalam ilmu aqa’id, disebutkan bahwa sifat wajib
Allah swt ada tiga belas yaitu:
1) Wujud (ada)
2) Qidam (terdahulu)
3) Baqa’ (kekal)
4) Mukhalafatu lil Hawadisi (Berbeda dengan ciptaan-nya)
5) Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan sendirinya)
6) Wahdaniyah (Maha Esa)
7) Qudrah (Mahakuasa)
8) Iradah (Berkehendak)
9) ‘Alim (Maha Mengetahui)
10) Hayat (Hidup)
11) Sama’(Maha Mendengar)
12) Basar (Maha Melihat)
13) Kalam (Berfirman)
Ada sebagian ulama yang menambahkan dengan tujuh sifat allah swt, sehingga
menjadi dua puluh,yaitu:
1) Qadiran (Maha Kuasa)
2) Muridan (Maha Berkehendak)
3) ‘Aliman (Maha Mengetahui)
4) Hayyan (Maha Hidup)
5) Sami’an (Maha Mendengar)
6) Basiran (Maha Melihat)
7) Mutakalliman (Maha Berbicara)
b. Sifat Mustahil Allah swt
Yaitu sifat-sifat yang secara akal tidak mungkin dimiliki allah swt. Dalam
ilmu tauhid dinyatakan bahwasifat Mustahil Allah swt ada tiga belas, yaitu:
1) ‘adam, tidak ada
2) Hudus, permulaan
3) Fana’, rusak
4) Mumasalatu lil-hawadisi, menyerupai makhluk
5) Qiyamuhu bigairihi, membutuhkan sesuatu selain dirinya
6) Ta’adud, lebih dari satu
7) A’jzun, lemah
8) Karahah, terpaksa
9) Jahlun, bodoh
10) Mautun, mati
11) Summun, tuli
12) ‘umyun, buta
13) Bukmun, bisu
c. Sifat Jaiz Allah swt
Berarti sifat kebebasan Allah swt, yakni kebebasan yang dimilikinya sebagai
tuhan semesta alam untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai
dengan kehendaknya yang mutlak.
d. Ciri Orang yang Beriman terhadap Sifat – sifat Allah
SWT
Ciri orang yang beriman terhadap sifat wajib Allah antara lain sebagai
berikut :
1) Bersyukur
Manusia
diciptakan Allah dalam bentuk yang paling sempurna. Oleh karena itu pemberian
Allah wajib digunakan dengan baik untuk beribadah kepadaNya. Contoh: mulut
digunakan untuk berkata yang baik dan bermanfaat.
2) Ikhlas
Orang yang
beriman kepada Allah senantiasa ikhlas dalam segala perbuatannya. Ibadah yang
dilaksanakan karena mengharap ridla Allah.
3) Sabar
Sabar artinya
tabah, tahan menghadapi cobaan, menyerah kepada Allah dengan ridla dan lapang
dada.
4) Amanah
Anugerah yang
diberikan Allah kepda kita perlu kita pelihara. Orang yang mendapat suatu
jabatan tertentu wajib digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi diri
sendiri dan orang lain. Jabatan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawa, jujur
dan amanah.
5) Tidak sombong
Kekayaan atau
kepandaian yang Allah berikan kepada kita seharusnya tidak menjadikan diri kita
sombong. Adanya kekayaan dan kepandaian yang kita miliki menjadikan diri kita
rendah diri.
6) Sopan dalam perbuatan santun dalam berkata.
Ketika kita
berbicara kepada seseorang hendaknya selalu dengan lemah lembut. Dalam perilaku
kita menjaga perbuatan kita agar tidak menyakiti orang lain.
Ciri-ciri orang
yang beriman terhadap sifat mustahil Allah
1) Senantiasa mengagungkan asma Allah yang memiliki maha
kesempurnaan, zat yang tidak mungkin memiliki sifat-sifat yang mustahil
bagi-Nya.
2) Takut kepada Allah dengan berusaha mengerjakan
perintah dan menjauhi larangaNya.
3) Berssukur atas segala nikmat yang diberikan Allah.
4) Bersabar atas segala musibah dan kesusahan yang
dialami, karena semua itu merupakan ujian dari Allah.
5) Ikhlas dalam belajar, bekerja dan beramal
6) Ikhlas dalam menerima kehendak atau ketentuan Allah
7) Tawadhu, merendahka diri kepada Allah dan tidak
sombong
8) Bersemangat dalam belajar dan bekerja
9) Peduli terhadap kesusahan orang lain dan siap
memberikan bantuan
10) Sopan dan santun dalam perkataan dan perbuatan.
Ciri-ciri orang
yang beriman terhadap sifat jaiz Allah adalah
1) Rajin mengerjakan badah yang pokok seperti shalat 5
waktu, puasa
2) Rajin bekerja
3) Rajin belajar
4) Ikhlas dalam beramal
5) Bersyukur ketika mendapat kenikmatan atau kebahagiaan
6) Bersabar ketika mendapat musibah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar